.....
Acara perkemahan yang di tunggu-tunggu pun tiba seluruh siswa berkumpul
di lapangan SMA Kartika untuk bersiap berangkat ke tempat perkemahan.
Sesampainya di perkemahan mereka langsung bersiap berkumpul di lapangan untuk
mendengarkan pengumuman dari ketua panitia.
“ oke semuanya
setelah barisan ini saya bubarkan, saya beri waktu kalian selama 1 menit untuk
membangun tenda dan merapikan perlengkapan kalian, setelah itu kalian harus
segera berkumpul di lapangan mengerti? “
“ mengerti kak!!”,
jawab seluruh peserta dengan bersamaan.
Setelah selesai
membangun tenda mereka segera berkumpul di lapangan untuk mendengar perintah
selanjutnya dari ketua panitia, ternyata acara hari pertama ini diisi dengan
latihan baris berbaris dan games mencari jejak hingga sore hari. Malam harinya
setelah mandi dan sholat maghrib mereka kembali berkumpul untuk makan malam
bersama.
......
Keesokan harinya
panitia mengumumkan bahwa akan ada acara outbound untuk seluruh peserta, mereka
di bagi dalam beberapa kelompok yang terdiri dari perempuan dan laki-laki, dan
di kelompok itu harus ada seorang kaka kelas senior yang mendampingi mereka.
Dya terpilih untuk mendampingi Nana,
Fika, Raka, dan Reza, walaupun Dya belum mengenal mereka tapi ia tetap berusaha
agar bisa kompak dengan mereka untuk bermain games ini .
“ pokoknya kita
harus kompak ya, supaya kita bisa jadi pemenang nya oke”, ucap Dya pada
teman-teman barunya.
“ sipp ka”, ucap
mereka bertiga kecuali seorang cowok yang ternyata bernama Reza, ia hanya diam
dan mengalihkan pandangannya ke arah
lain.
“ huh rese banget
sih ni anak, kan gua ngasi semangat tapi dia malah cuek aja kayak ga denger”,
ucap Dya dalam hati.
“ yaudah yu kita
mulai ke permainan pertama”, ucap Dya akhirnya.
Permainan pertama
di mulai dengan menaiki flying fox.
“ mmm, siapa nih
yang mau naik flying fox nya? Kata nya harus dua orang loh yang naik baru kita
bisa lanjut ke permainan berikutnya”, ucap Dya memberi penjelasan pada Fika,
Nana, Raka, dan Reza.
“kaka aja deh yang
main dari perempuannya, aku ama Fika ga berani”, ucap Nana pada Dya.
“ yaudahdeh kaka
yang main, trus dari cowonya siapa nih yang mau naik?”, tanya Dya pada Reza,
dan Raka.
“ si Raka aja tuh
yang naik, gua males!!!”, usul Reza pada Dya dengan nada sinis
“yaudah deh ka aku
aja”, ucap Raka menyetujui usul Reza.
“mmm oke deh kalo
gitu, yuk Ka kita siap-siap ”, ucap Dya sambil tersenyum walaupun di dalam
hatinya ia kesal melihat sikap Reza yang sangat sinis dan jutek kepadanya.
Saat menunggu
giliran bermain Dya bertanya pada Raka tentang sikap Reza tadi.
“ eh ka, temen kamu
si Reza itu emang anaknya nyebelin kayak gitu ya?”, tanya Dya penasaran.
“ ngga kok ka, si
Reza mah emang kayak gitu ka maklumin aja dia kalo ama orang yang baru di kenal
jutek, tapi kalo udah kenal deket dia ngga gitu kok”, ucap Raka sambil
tersenyum.
“ooh,eh sekarang giliran kita nih yuk”, ajak
Dya pada Raka.
.......
Setelah bermain flying fox mereka bermain games ketangkasan
disini mereka harus berpikir dengan keras untuk memecahkan games tersebut, Dya
dan kelompoknya berhasil melewati permainan tersebut dengan mudah. Akhirnya
mereka tiba pada games terakhir dimana mereka harus bergotong royong untuk menutup bolongan yang
ada pada pipa dan mengisinya dengan air sampai penuh hingga bola yang ada di
dalam dapat keluar, pada saat permainan itu Dya tidak sengaja melihat Reza
memakai jam tangan.
“ eh jam tangannya
gapapa tuh kena air?, tanya Dya sambil terus mengisi air ke dalam pipa
“ gapapa kok ini
jam tahan air, eh cepet dong nuangin airnya biar cepet keluar tuh bolanya”,
jawab reza dengan ketus.
“ ooh, iya sabar dong ini juga udah cepet kok
nuanginnya”, ucap Dya sama ketusnya dengan Reza.
Dya sangat kesal
mendengar jawaban Reza yang sangat ketus “ huh gua kan disini senior kenapa gua
yang di perintah ama tu bocah, dasar nyebelin!!”, gumam Dya dalam hati.
......
Mereka pun akhirnya
dapat menyelesaikan permainan tersebut dengan waktu yang lumayan cepat. Setelah
permainan selesai mereka segera berkumpul untuk mendengar pengumuman siapa yang
menjadi pemenang dan ternyata kelompok Dya mendapat juara satu. Dya sangat
senang dan memeluk Fika, juga Nana, dan berjabat tangan Mengucapkan selamat dan
terimakasih pada Raka, namun pada saat Dya ingin berjabat tangan dengan Reza,
ia malah berlalu pergi entah kemana.
“ ish tuh anak yang
lain pada seneng karena menang dia malah pergi gitu aja kayak gatau apa-apa”,
ucap Dya dalam hati
Tiba-tiba ada yang
memegang bahu Dya dari belakang dan ternyata itu Rafi.
“woy!, ngelamunin
apa sih? Ati-ati kesambet loh”
“ ah kakang
ngagetin aja, aku ga ngelamunin apa-apa kok, eh kakang kok sibuk banget sih masa
dari kemaren aku pengen nyapa aja ngga bisa?”, ucap dya sambil mengelus dada.
“haha kenapa neng
kangen ya?, iya nih dari kemaren aku sibuk banget ini aja baru ada waktu bebas
makanya kakang langsung nyari kamu, Ciee yang juara satu, selamet yah neneng”,
ucap Rafi sambil mengacak-ngacak rambut Dya.
“ih siapa lagi yang
kangen? Iyaa makasih kang, tapi
rambutnya jangan di acak-acak gini dong L”
“hehe sory deh, eh
aku kesana dulu ya?”
“ngapain?”, tanya
Dya sambil merapikan rambutnya yang berantakan.
“biasa lah
ngecengin ade kelas siapa tau ada yang nyangkut”, ucap Rafi sambil berlalu
meninggalkan Dya yang masih merapikan rambutnya.
“wooo dasar ganjen,
aku bilangin ka Rinda baru tau!”, teriak Dya pada Rafi yang mulai menjauh.
......
Malam harinya ada
acara api unggun untuk penutupan perkemahan karena besok mereka akan pulang.
Pada saat api unggun Dya yang sedang asik ngobrol tak sengaja melihat Reza yang
sedang asik mendengarkan musik dan tak di sangka Reza melihat ke arah Dya dan
pandangan mereka pun bertemu, namun hanya beberapa detik karena reza langsung
mengalihkan pandangannya ke arah lain. Dya yang melihat sikap Reza langsung
bergumam tak jelas.
“Dya lu kenapa?”,
tanya Dita yang heran melihat perubahan sikap Dya.
“Gapapa ko cuma lagi kesel aja ama
orang”, jawab Dya yang masih terus memerhatikan Reza.
“ooh, eh acaranya
udah mau mulai loh”
Di waktu yang sama
setelah tatapannya beradu dengan Dya, Reza langsung merasakan perasaan yang
aneh padanya namun ia langsung menentang perasaan itu. Tiba-tiba Raka datang
dan duduk di samping Reza.
“hai Za melamun aja
lu awas kesambet”, sapa Raka
“eh hai Ka, gua ga
melamun kok”, sangkal Reza padahal sebenarnya ia dari tadi memikirkan Dya.
“eh Za gua mau
nanya kenapa sih elu ketus banget sama ka Dya?, emangnya dia salah apa sama
elu?”
“gatau nih gua asal
liat dia bawaanya ketus, gua aja bingung”
“ati-ati loh nanti
elu naksir lagi sama dia”
“yaah ngga mungkin
lah”, sangkal Reza padahal di dalam hatinya dia masih bingung dengan perasaannya
ini.
“ya oke deh, eh
acaranya udah mau mulai tuh”
Sebenarnya di balik
ketusnya Reza diam-diam dia memikirkan dan memerhatikan Dya dan dia sendiri pun
bingung kenapa dia bisa bersikap seperti ini.
Mereka pun akhirnya
menikmati acara api unggun.